LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR II
Nama : Siti Subaidah
Nim : 08121005002
Jurusan/kelompok :
Ilmu Kelautan/VII
PERCOBAAN : TITRASI ASAM BASA (VOLUMETRI)
|
LABORATORIUM KIMIA DASAR
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
LAPORAN
PENDAHULUAN
PRAKTIKUM
KIMIA DASAR II
I. NOMOR PERCOBAAN : I
II. NAMA PERCOBAAN : TITRASI ASAM BASA ; VOLUMETRI
III.TUJUAN
PERCOBAAN :
·
Mempelajari dan menerapkan tehnik
titrasi untuk menganalisa contoh yang mengandung asam.
·
Menstandarisasi larutan penetrasi
IV.
DASAR TEORI
Titrasi adalah cara analisis yang
memungkinkan kita untuk mengukur jumlah yang pasti dari suatu larutan dengan
mereaksikan dengan suatu larutan lain yang konsentrasinya diketahui . Analisis
semacam ini yang menggunakan pengukuran volume larutan pereaksi disebut
analisis volumetri . Pada suatu titrasi salah satu larutan yang mengandung
suatu pereaksi dimasukkan kedalam buret, suatu lempeng gelas yang salah satu
ujungnya mempunyai kran dan diberi tanda tera dalam millimeter dan sepersepuluh
milliliter.
Larutan dalam buret disebut pentitrasi
dan selama titrasi, larutan ini diteteskan secara perlahan melalui kran kedalam
labu Erlenmeyer yang mengandung larutan pereaksi lain . Larutan pentitrasi
ditambahkan sampai seluruh reaksi selesai yang dinyatakan dengan berubahnya
warna indicator , suatu zat yang umumnya ditambahkan kedalam larutan dalam
bejana penerima dan yang mengalami suatu macam perubahan warna .Perubahan warna
ini menandakan telah tercapainya titik akhir pitrasi ,diberi nama demikian
karena pada titik ini, penetesan larutan pentitrasi dihentikan dan volumenya
dicatat.
Salah satu reaksi yang sering
digunakan dalam titrasi adalah netralisasi asam basa . Biasanya sebagai larutan
asam diletakkan pada Erlenmeyer atau gelas beker.Indikator adalah suatu zat
yang mempunyai warna dalam keadaan asam dan basa berlainan. Misalnya lakmus
dalam suasana asam akan berwarna merah sedangkan dalam keadaan basa warnanya
biru.Indikator lain yang biasa digunakan dilaboratorium adalah fenolptalein
.Fenolptalein dalam suasana asam tidak berwarna merah muda atau pink .
(
James E.Brady.kimia dasar universitas asas & struktur jilid 1 halaman: 217
– 218 )
Kita telah menggunakan istilah
penetralan dalam reaksi asam dan basa membentuk garam dan air dan kita telah memahami
reaksi dasar yang terjadi selama penetralan , yaitu:
H3O+ +
OH- 2H2O
Kita
gunakan prinsip stoikiometri untuk menentukan
kelebihan pereaksi asam kuat dengan basa kuat sehingga kita dapat
menghitung [H3O+] dalam larutan hasilnya.Keadaan yang
sama pentingnya ialah jika baik asam dan basa dikonsumsi dalam penetralan dan
duanya tidak berlebih . Keadaan ini dinamakan titik setara ini dalam penetralan
diperlukan tindakan yang sangat hati – hati pada waktu menambahkan basa kepada
asam ( atau asam ke basa ) pekerjaan ini dapat dilakukan melalui titrasi .
Dalam titrasi, suatu larutan yang
harus dinetralkan misalnya asam
dimasukkan kedalam wadah atau tabung .Larutan lain yaitu basa ,
dimasukkan kedalam buret lalu dimasukkan
kedalam asam , mula – mula cepat , kemudian tetes demi setetes sampai titik
setara dari titrasi tersebut tercapai .Salah satu usaha untuk mencari titik
setara adalah melalui perubahan warna dari indicator asam basa . Titik pada
titrasi dimana indicator berubah warna dinamakan titik akhir dari indicator.Yang diperlukan
adalah memadankan titik akhir indicator dengan titik setara dari penetralan
.Ini dapat tercapai jika kita dapat menemukan indicator yang perubahan warnanya
terjadi dalam selang pH yang meliputi pH sesuai dengan titih setara.
(
Ralph H.Petrucci.kimia dasar jilid II halaman : 309 – 310)
titrasi merupakan suatu metoda untuk
menentukan suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui
konsentrasinya . Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang
terlibat dalam proses titrasi ,sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa
, titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan
lain sebagainya .
Zat
yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “ titran” dan biasanya diletakkan
didalam Erlenmeyer , sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut
sebagai “titer” dan biasanya diletakkan didalam “biuret” baik maupun titrant biasa
berupa larutan .
Titrasi asam basa melibatkan asam
maupun basa sebagai titer ataupun titran t . Titrasi asam basa berdasarkan
reaksi penetralan . Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan
basa dan sebaliknya.Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai
mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titran dan titer
tepatabis bereaksi ). Keadaan ini disebut sebagai “ titik ekuivalen “.
Pada saat titik ekuivalen ini maka
proses titrasi dihentikan , kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan
untuk mencapai keadaan tersebut .Dengan menggunakan data volume titrant, volume
dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.
Ada dua cara umum untuk menentukan
titik ekuivalen pada titrasi asam basa yaitu memakai pH meter dan memakai
indicator asam basa .memakai pH meter untuk melihat plot antara pH dengan
volume titran untuk memperoleh kurva titrasi tersebut adalah “ titik
ekuivalent” .
Memakai indicator asam basa ,
indicator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan .Indikator
ini akan berubah warna ketika titik ekuivalent terjadi , pada saat inilah
titrasi kita hentikan . Pada umunya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan
pengamatan , tidak diperlukan alat tambahan dan sangat praktis.Indikator yang
dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang perubahan warnanya
dipengaruhi oleh pH.Penmbahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan
umumnya adalah dua hingga tiga tetes.
Untuk memperoleh ketepatan hasil
titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan titik ekuivalen
, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang tepat dan sesuai dengan
titrasi yang akan dilakukan .Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara
melihat perubahan warna indicator disebut “ titik akhir titrasi “ .
Pada saat titik ekuivalent maka mol
ekuivalent asam sama dengan mol ekuivalent basa , maka hal ini dapat kita tulis
sebagai berikut:
mol ekuivalent asam =
mol ekuivalent basa
Mol
ekuivalent diperoleh dari hasil perkalian antara normalitas dengan volume maka
rumus diatas dapat kita tulis sebagai berikut:
N x V asam = N x
V basa
Normalitas
diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+
pada asam atau jumlah ion OH-
Pada
basa , sehingga rumus diatas menjadi :
n x M x V asam = n x
M x V basa
Keterangan
:
N
= Normalitas
V
= Volume
M
= Molaritas
n = Jumlah ion H+ ( pada asam ) atau
OH- (pada basa)
(http://belajarkimia
.com/titrasi-asam-basa)
Suatu penerapan penting dari
stoikiometri dilaboratorium adalah analisis unsur unutuk menentukan
komposisinya .Pengukur yang didasarkan pada massa dinamakan gravimetric dandex
pengukurannya dinamakan volumetric .Dalam percobaan ini, teknik analisis
volumetric diterapkan pada analisis contoh yang mengandung asam.
Pada analisis volumetric , contoh
yang dianalisis ditempatkan dalam Erlenmeyer .Contoh pada dilarutkan lebih
selanjutnya larutan direaksikan dengan larutan pentitrasi yang diketahui , maka
konsentrasi dari zat yang dianalisis dapat ditentukan .Metoda volumetric yang
lain dapat dilakukan dengan konsentrasi
penetrasi yang tidak diketahui .Suatu larutan yang konsentrasinya diketahui
secara tepat dinamakan larutan standart dan proses pengukuran konsentrasi
larutan ini dinamakan standarisasi.
Reaksi yang dapat dipakai untuk
analisis volumetric harus mempunyai sifat – sifat penting , antara lain
stoikiometri yang baik , tidak memberikan reaksi samping , laju reaksi tinggi ,
tidak ada gangguan yang berarti .
(Tim kimia dasar .Penuntun
Praktikum Kimia Dasar II.)
V
. ALAT DAN BAHAN
v Buret
50ml
v Erlenmeyer
250 ml
v pipet
tetes
v Air
suling
v Larutan
NaOH
v Larutan
HCl
v KH-
Phalat
v Fenolptalein
v H2SO4
pekat
v FeCl3
0,1 M
v Aspirin
v Etanol
95%
v Fenol
Merah
VI
. PROSEDUR PERCOBAAN
A.
Cuci dengan baik buret 50ml, selanjutnya bilas dengan
air suling
|
Standarisasi larutan NaOH 0,5M
alirkan larutan
untuk mengeluarkan gelombang udara pada ujung buret dan isi buret kembali.
|
keluarkan larutan
dari buret dan ulangi persis pembilasan 1kali atau 2kali lagi dengan NaOH
sampai mencapai angka nol.
|
tutup ceratnya
dan masukkan kira – kira 5ml larutan NaOH yang akan
distandarisasi.miringkan dan putar buretuntuk membasahi perm buret .
|
B.
Standarisasi HCl
cuci 3 erlenmeyer
250ml dan bilas dengan air suling .
|
pipet 25ml larutan
HCl standar 0,5M dan masukkan kedalam tiap Erlenmeyer.
|
tambahkan kedalam
Erlenmeyer masing – masing indicator fenoptalein dan 25ml air suling.
|
hitung molaritas
larutan NaOH dengan rincian perhitungannya .
|
hitung rata- rata
dari ke 3 hasil menunjukkan perbedaan lebih besar dari 0,02M lakukan
standarisasi sekali lagi.
|
catat volume
akhir larutan NaOH pada Erlenmeyer pertama dengan perubahan warna menjadi
merah jambu.
|
catat volume awal
larutan NaOH pada Erlenmeyer pertama
|
C.
standarisasi dengan KH- phalat
cucilah 3
Erlenmeyer dengan bersih . isi masing – masing Erlenmeyer dengan 0,35g kh -
phalat
|
tambahkan 25ml
air suling dan kocok sampai semua larut serta tambahkan 3 tetes indicator
fenoptalein.
|
catat volume NaOH
yang terpakai pada masing – masing Erlenmeyer.
|
jika ke3 hasil
menunjukkan perbedaan lebih besar dari 0,001M,lakukan standarisasi sekali
lagi
|
hitung molaritas
larutan NaOH dan tunjukkan rincian perhitungannya.
|
B. Analisa kualitatif
dan kuantitatif asam asetil salisilat
Didihkan 200mg
serbuk tablet dengan 10ml larutan NaOH selama 2-3menit dinginkan, lalu
tambahkan 5ml asam sulfat pekat .amati hasilnya.
|
a.
analisa kualitatif
Amati bagian
bening dari(1) tambahkan 2ml FeCl3 0,1M amati hasilnya.
|
Timbang seksama
500mg aspirin . larutkan dalam 10ml etanol 95%.
|
b. Analisa kuantitatif
Tambahkan 30ml
NaOH 0,5M, didihkan hati – hati selama 10 menit
|
Titrasi dengan
HCl 0,5M menggunakan indicator fenol merah .lakukan 3 kali penitrasi.
|
VII.
PERTAYAAN PRA PRAKTER
1. Apa
yang dimaksud dengan asam, basa, titik ekivalen dan indicator ?
2. Jelaskan
perbedaan titik akhir dan titik eqivalen ?
3. sebanayak 0,7742 Gr Kalium Hidrogen Sitrat dimasuikan
ke dalam erlemeyer dan dilarutkan dengan air suling, kemudian dititrasi dengan
larutan NaOH. Bila terpakai 33,6 Ml larutan NaOH, berapa molaritas larutan NaOH
tersebut ?
4. Buatlah
reaksi antara asam salisilat dengan NaOH ?
PENYELESAIAN :
1. asam
: senyawa yang dapat memerahkan lakmus biru dan rasanya asam .
basa : senyawa yang dapat membirukan lakmus merah
dan rasanya pahit.
titik ekuivalen : titer dan titrat bereaksi menghasilkan perubahan warna yang
belum konstan.
indicator :senyawa organic dari asam basa lemah yang warna ion dan molekul
berbeda.
2. titik
akhir titrasi titer dan titran bereaksi menghasilkan perubahan warna yang
konstan sedangkan titik ekuivalen menghasilkan perubahan warna yang belum
konstan.
3. Dik
: Massa
V NaOH =
33.6 ml
Mr = 232
Dit : M NaOH ?
M = 0,099
4.
VIII.
DATA HASIL PENGAMATAN
A.
Standarisasi larutan NaOH 0,5 M
Erlemeyer
1 volume NaOH = 14
Erlemeyer
2 volume NaOH = 13,8
Erlemeyer
3 volume NaOH = 13,5
B.
Standarisasi dengan KH – Phalat
Erlemeyer
1 volume KH – Phalat = 14
Erlemeyer
2 volume KH – Phalat = 13,8
Erlemeyer
3 volume KH – Phalat = 13,5
C.
Analisa kualitatif dan kuantitatif asam
aspirin
a. analisa
kualitatif
terjadi perubahan warna dari biru kecoklatan tua.
tidak terbentuk endapan atau 2 lapisan.
IX
. REAKSI DAN PERHITUNGAN
A.
REAKSI
HCl
NaOH
HCl +
NaOH
NaCl + HO
KH – PHALAT
COOH COOH
+ NaOH
+ KOH
COOK
COONa
ASPIRIN
O
C – OH C-
ONa
+ NaOH
O- C –
O
– C –
O O
B.
PERHITUNGAN
a. Standarisasi
dengan HCl
V rata-rata = 14 + 13,8 + 13,5 / 3 =
M HCl . V HCl = M NaOH . VNaOH
0,5 .
=
M NaOH .
MNaOH = 0,5 .
MNaOH = 0,45 M
% kesalahan =
=
= 10 %
b. rata-
rata = 14 + 13,5 + 12 / 3= 13,17 (NaOH)
V
=
V Kh-phalat =
liter
M kh-phalat =
=
=
M NaOH =
% kesalahan =
=
= 72%
X
. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini , kita melakukan
percobaan tentang titrasi asam basa : volumetric .Titrasi merupakan cara
analisis untuk mengukur jumlah yang pasti dari suatu larutan dengan mereaksikan
dengan suatu larutan lain yang konsentrasinya diketahui.Pada percobaan asam
basa , kita harus dapat menentukan titik ekuivalen dan titik akhir titrasi.
Titik ekuivalen merupakan titik dimana titrat
dan titran habis bereaksi dan ditandai dengan perubahan warna habis bereaksi dan ditandai dengan perubahan
warna yang konstan.
Pada percobaan ini , kita
menggunakan larutan HCl sebagai larutan standart primer , larutan NaOH sebagai
larutan standart sekunder dan fenolptalein sebagai indicator. Larutan standart
primer merupakan larutan yang konsentrasinya telah diketahui sehingga tidak
perlu distandarisasi. Ciri – ciri larutan standar primer m, diantaranya berat
molekulnya tinggi , mudah didapat dan konsentrasinya telah diketahui .Larutan
standart sekunder merupakan larutan yang konsentrasinya belum diketahui
sehingga perlu distansarisasi.Ciri –ciri larutan standart sekunder diantaranya berat molekulnya rendah , tidak mudah didapat
, hidroskopis dan konsentrasinya tidak diketahui .Indikator merupakan senyawa
organic asam basa lemak yang warna ion dan molekulnya berbeda.Fungsi indicator
untuk menunjukkan perubahan warna .pp memilki range pH 8,3 – 10,5.
Menurut para ahli pengertian tentang
asam basa antara lain menurut arhenius , asam merupakan senyawa yang
menghasilkan ion H+ dalam air sedangkan basa merupakan senyawa yang
dapat menghasilkan ion OH¯ dalam air .Menurut Bronsted lowry , asam
merupakan senyawa yang memberikan (donor) proton (H+) sedangkan basa
merupakan senyawa yang menerima ( akseptor ) proton (H+) .Menurut
lewis , asam merupakan senyawa yang menerima ( akseptor ) pasangan electron .
sedangkan basa merupakan senyawa yang memberikan ( donor ) pasangan electron .
Dalam
percobaan ini titrasi asam basa ini , kita menggunakan analisa volumetric .
Analisa percobaan ada dua antara lain analisa kualitatif dan analisa
kuantitatif .Analisa kualitatif merupakan analisa yang berdasarkan pada
perhitungan .Analisa kuantitatif terbagi lagi menjadi dua , analisa volumetric
dan analisa gravimetric .Analisa gravimetric merupakan analisa yang berdasarkan
pada pengukuran massa sedangkan analisa volumetric merupakan analisa yang
berdasarkan pada pengukuran volume.
Zat
– zat dapat diklasifikasikan dalam dua golongan penting menurut prilakunya bila
arus listrik dialirkan melalui larutannya , larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolik .Larutan elektrolit merupakan lerutan yang menghantarkan arus listrik
dan mengalami perubahan – perubahan kimia. Larutan non elektrolit merupakan
larutan yang tidak menghantarkan listrik dan tetap tidak berubah.
XI.
KESIMPULAN
1. Indikator
fenolptalein digunakan karena range pH nya mendekatyi titik ekivalen.
2. Kegunaan
pengoyangan erlemeyer untuk menghilangkan molekul NaOH yang terdapat di dinding
erlemeyer.
3. Kesalahan terjadi dikarenakan kurangnya
goncangan pada erlemeyer saat dititrasi, sehingga menghasilkan larutan yang
pekat.
4. Masuknya
atom Na dari NaOH ke KH-phalat, menyebabkan campuran tersebut menghasilkan
warna biru, karena sifat logam transisi.
5. Analisa
kualitatif tidaqk berhasil dikarenakan sampel tidak mengandung aspirin .
DAFTAR PUSTAKA
Brady, james E.1999.Kimia
Universitas Azaz & Struktur .Jakarta : Binapura Aksara.
Petrucci,Ralph H.1987.Kimia
Dasar II.Jakarta :Erlangga.
Tim Kimia Dasar . 2011 .
Penuntun Praktikum Kimia Dasar II . Inderalaya : Universitas Sriwijaya.
Indigo Morio.2008
.Titrsi asam basa.http://belajarkimia.com/titrasi-asam-basa/ pada tanggal 9 mei 2011.
LAMPIRAN